BAHASA
INDONESIA 2 (TUGAS KE-4)
NAMA :
ELIN ELIANI
KELAS :
3EB06
NPM :
22210333
Perhatikan pernyataan berikut:
Kerangka karangan atau outline dapat diistilahkan sebagai rancangan atau rencana kerja penulis untuk menguraikan topik atau masalah.
Fungsi kerangka karangan:
1. Memudahkan pengelolaan susunan karangan sehingga lebih teratur dan sistematis.
2. Memudahkan penulis dalam menguraikan setiap masalah.
3. Membantu menyeleksi materi mana saja yang penting dan tidak penting.
Berdasarkan uraian di atas, Tugas Mahasiswa adalah :
1. Beri contoh outline atau kerangka karangan berdasarkan bidang kajian kalian (akuntansi, keuangan, pajak, dsb).
2. Kembangkan outline tersebut dengan pemikiran yang sistematis, kelogisan, dan relevansi serta terpusat pada tema yang ditentukan.
3. Outline dikembangkan dengan singkat, jelas, dan menggunakan kalimat efektif. Perhatikan letak kalimat utama, setiap paragraf hanya cukup 1 kalimat topik.
Kerangka karangan atau outline dapat diistilahkan sebagai rancangan atau rencana kerja penulis untuk menguraikan topik atau masalah.
Fungsi kerangka karangan:
1. Memudahkan pengelolaan susunan karangan sehingga lebih teratur dan sistematis.
2. Memudahkan penulis dalam menguraikan setiap masalah.
3. Membantu menyeleksi materi mana saja yang penting dan tidak penting.
Berdasarkan uraian di atas, Tugas Mahasiswa adalah :
1. Beri contoh outline atau kerangka karangan berdasarkan bidang kajian kalian (akuntansi, keuangan, pajak, dsb).
2. Kembangkan outline tersebut dengan pemikiran yang sistematis, kelogisan, dan relevansi serta terpusat pada tema yang ditentukan.
3. Outline dikembangkan dengan singkat, jelas, dan menggunakan kalimat efektif. Perhatikan letak kalimat utama, setiap paragraf hanya cukup 1 kalimat topik.
KERANGKA
KARANGAN
Tema :
Waralaba
Judul :
Pentingnya Waralaba bagi Perusahaan di Indonesia
1. Latar Belakang
1.1 Sejarah Waralaba
1.2 Definisi Waralaba
2. Jenis-jenis Waralaba
2.1 Waralaba Luar Negeri
2.2 Waralaba Dalam Negeri
3. Biaya Waralaba
3.1 Ongkos Awal
3.2 Ongkos Royalti
4. Keuntungan dan Kerugian Waralaba
4.1 Keuntungan Waralaba
4.2 Kerugian Waralaba
PENTINGNYA WARALABA BAGI PERUSAHAAN
DI INDONESIA
1. Latar Belakang
1.1
Sejarah Waralaba
Waralaba
diperkenalkan pertama kali pada tahun 1850-an oleh Isaac Singer, pembuat mesin
jahit Singer, ketika ingin meningkatkan distribusi penjualan mesin jahitnya.
Walaupun usahanya tersebut gagal, namun dialah yang pertama kali memperkenalkan
format bisnis waralaba ini di AS. Kemudian, caranya ini diikuti oleh pewaralaba
lain yang lebih sukses, John S Pemberton, pendiri Coca Cola. Namun, menurut
sumber lain, yang mengikuti Singer kemudian bukanlah Coca Cola, melainkan
sebuah industri otomotif AS, General Motors Industry
ditahun 1898. Contoh lain di AS ialah sebuah sistem telegraf,
yang telah dioperasikan oleh berbagai perusahaan jalan kereta api, tetapi
dikendalikan oleh Western Union serta persetujuan eksklusif antar pabrikan
mobil dengan penjual.
Waralaba saat ini lebih didominasi
oleh waralaba rumah makan siap saji.
Kecenderungan ini dimulai pada tahun 1919 ketika A&W Root Beer membuka
restoran cepat sajinya. Pada tahun 1935, Howard Deering
Johnson bekerjasama dengan Reginald Sprague untuk memonopoli usaha restoran
modern. Gagasan mereka adalah membiarkan rekanan mereka untuk mandiri
menggunakan nama yang sama, makanan, persediaan, logo dan bahkan membangun
desain sebagai pertukaran dengan suatu pembayaran. Dalam perkembangannya,
sistem bisnis ini mengalami berbagai penyempurnaan terutama di tahun l950-an
yang kemudian dikenal menjadi waralaba sebagai format bisnis (business
format) atau sering pula disebut sebagai waralaba generasi kedua.
Perkembangan sistem waralaba yang demikian pesat terutama di negara asalnya, AS, menyebabkan
waralaba digemari sebagai suatu sistem bisnis diberbagai bidang usaha, mencapai
35 persen dari keseluruhan usaha ritel yang ada di AS. Sedangkan di Inggris,
berkembangnya waralaba dirintis oleh J. Lyons melalui usahanya Wimpy and Golden Egg,
pada tahun 60-an. Bisnis waralaba tidak mengenal diskriminasi. Pemilik waralaba
(franchisor) dalam menyeleksi calon mitra usahanya berpedoman pada
keuntungan bersama, tidak berdasarkan SARA.
Kategori waralaba berbeda-beda antara lain : franchise dalam bentuk
makanan, pendidikan dan lain-lain. salah satu bentuk nya adalah dan masih
banyak lagi franchise yang berkembang di Indonesia ini.
1.1
Definisi Waralaba
Waralaba (Inggris: Franchising:Prancis: Franchise) untuk kejujuran atau
kebebasan adalah hak-hak untuk menjual suatu produk atau jasa maupun layanan.
Sedangkan menurut versi pemerintah Indonesia, yang dimaksud dengan waralaba
adalah perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak memanfaatkan dan atau
menggunakan hak dari kekayaan intelektual (HAKI) atau pertemuan dari cirri khas
usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan
yang ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan atau penjualan
barang dan jasa.
Sedangkan menurut Asosiasi Franchise Indonesia, yang dimaksud dengan
waralaba ialah suatu system pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan
akhir, dimana pemilik merek (franchisor) memeberikan hak kepada individu atau
perusahaan untuk melaksanakan bisnis dengan merek, nama, system, prosedur dan
cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu meliputi
area tertentu.
2.
Jenis-jenis Waralaba
2.1
Waralaba luar Negeri
Waralaba luar negeri, cenderung lebih disukai karena
sistemnya lebih jelas, merek sudah diterima diberbagai dunia, dan dirasakan
lebih bergengsi.
2.2 Waralaba
dalam negeri
Waralaba
dalam negeri, juga menjadi salah satu pilihan investasi untuk orang-orang yang
ingin cepat menjadi pengusaha tetapi tidak memiliki pengetahuan cukup piranti
awal dan kelanjutan usaha ini yang disediakan oleh pemilik waralaba.
3.
Biaya Waralaba
3.1 Ongkos
awal
Ongkos awal, dimulai dari Rp. 10 juta
hingga Rp. 1 miliar. Biaya ini meliputi pengeluaran yang dikeluarkan oleh
pemilik waralaba untuk membuat tempat usaha sesuai dengan spesifikasi franchisor
dan ongkos penggunaan HAKI.
3.2 Ongkos
Royalti
Ongkos royalti, dibayarkan pemegang
waralaba setiap bulan dari laba operasional. Besarnya ongkos royalti berkisar
dari 5-15 persen dari penghasilan kotor. Ongkos royalti yang layak adalah 10
persen. Lebih dari 10 persen biasanya adalah biaya yang dikeluarkan untuk
pemasaran yang perlu dipertanggungjawabkan.
4.
Keuntungan
dan Kerugian Waralaba
4.1 Keuntungan waralaba
a. Pengakuan
Salah satu keuntungan dari waralaba adalah promosinya yang terjangkau
secara nasional. Beberapa perusahaan waralaba besar memiliki merek yang dikenal
luas oleh masyarakat sehingga memudahkan mitranya yang baru memulai usaha
waralaba ini.
b.
Pelatihan
Keuntungan lain dari model waralaba ini adalah transfer informasi yang
cepat di seluruh mitra waralaba. Penerima waralaba menerima pelatihan, termasuk
metode dan strategi, yang telah dipraktekan dan terbukti sukses oleh pemberi
waralaba. Dalam rangka menjaga citra dan konsistensi, pemberi waralaba
memberikan perhatian khusus dengan membantu mendidik mitra yang belum
berpengalaman.
4.2
Kerugian
waralaba
a. Adanya
pembatasan
Pembatasan merupakan kelemahan dari
waralaba. Penerima waralaba diwajibkan hanya menjual produk-produk tertentu
dengan harga tertentu pula, juga dekorasi tempat yang diatur oleh pemberi
waralaba. Terkadang ada juga pemberi waralaba yang membatasi tempat berjualan
mitra sehingga hal ini akan membatasi strategi promosi mitra.
b.
Popularitas
Kepopuleran
merk dapat menjadi keuntungan besar atau kerugian untuk bisnis waralaba. Jika
merk sebuah waralaba populer dan dikenal baik oleh masyarakat maka hal ini akan
menguntunkan penerima waralaba tapi sebaliknya jika suatu merk kurang populer
maka mitra akan mengalami kesulitan untuk menjual produknya
SUMBER :
Tidak ada komentar :
Posting Komentar